Dia itu konglomerat







Kita sering bilang orang super kaya itu konglomerat. Apa bisa seseorang menjadi konglomerat. Mana bisa orang jadi konglomerat. Orang bisa menjadi jutawan, millioner ataupun billioner, tetapi tidak mungkin bisa menjadi konglomerat.

Definisi dari konglomerat adalah sebuah group perusahaan yang terdiri dari beberapa perusahaan yang bergerak dibidang berlainan atau multi industry company. Meskipun sama sama kata benda, saya rasa orang adalah benda hidup; dan akan keberatan kalau disamakan sebagai perusahaan atau benda mati. Untung deh orang kayanya tidak marah, kalau orang kaya marah  bisa  berbahaya  loh.

Dia tidak mungkin menjadi konglomerat tapi dia dapat memiliki perusahaan konglomerat. Jadi orang kaya itu memiliki perusahaan konglomerasi adalah sebutan yang lebih cocok. Dia adalah konglomerat adalah sebutan yang tidak benar.

Karena kita membicarakan tentang uang dan kekayaan, saya jadi teringat dengan sebuah tulisan yang pernah saya baca, dan ingin berbagi dengan anda.
Saya pernah membaca buku The Trilogy of Personal Finance karya William Stanley; ini adalah sedikit kutipan yang saya ambil dari sana. (Jika anda ingin menjadi kaya, saya anjurkan bacalah buku itu).



Just Duit

Saat orang kaya bersikeras pada pendiriannya. Dia disebut konsisten. Saat orang miskin bersikeras pada pendiriannya. Dia disebut keras kepala.

Saat orang kaya berubah pikiran. Dia dikatakan fleksibel. Saat orang miskin berubah pikiran. Dia dikatakan plin plan.

Saat orang kaya berkerja lambat. Dia dibilang teliti. Saat orang miskin bekerja lambat. Dia disebut tidak produktif.

Saat orang kaya bekerja cepat. Dia dikatakan gesit. Saat orang miskin bekerja cepat. Di disebut asal asalan.

Saat orang kaya memutuskan dengan lambat. Dia dikatakan cermat. Saat orang miskin memutuskan dengan lambat. Dia dikatakan tak punya otak.

Saat orang kaya memutuskan dengan segera. Dia disebut pengambil keputusan. Saat orang miskin memutuskan dengan segera. Dia disebut ceroboh.

Saat orang kaya mengambil resiko. Dia disebut risk taker. Saat orang miskin mengambil resiko. Dia disebut trouble maker.

Saat orang kaya menghindari resiko. Dia dikatakan hati hati. Saat orang miskin menghindari resiko. Dia dikatakan pecundang.

Saat orang kaya curiga pada sesuatu. Dia dikatakan waspada. Saat orang miskin curiga pada sesuatu. Dia dikatakan negatif thinking.

Saat orang kaya bilang kemungkinan susah. Dia disebut antisipatif. Saat orang miskin bilang kemungkinan susah. Dia disebut pesimis.

Saat orang kaya bilang gampang sekali. Dia dibilang optimis. Saat orang miskin bilang gampang sekali. Dia dibilang pandang rendah.

Saat orang kaya beli barang murah. Dia dikatakan hemat. Saat orang miskin beli barang murah. Dia dikatakan pelit.

Saat orang kaya beli barang mewah. Dia dikatakan jaga harga diri. Saat orang miskin beli barang mewah. Dia dikatakan tidak tahu diri.



Kesimpulan:
Kalau yang tulis ini orang kaya,
Dia disebut humorist
Kalau yang tulis ini orang miskin,
Dia disebut provokator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar